Ternyata Nafisa
bukan sekedar merk kerudung biasa. Ada falsafah luar biasa dibalik nama nan
indah itu.
Adalah Ibunda
Khadijah ra. Beliau perempuan kaya raya, tapi berakhlak mulia. Beliau melihat
diantara yang ikut membantu roda bisnisnya adalah seorang pemuda luar biasa.
Tidak cuma tampan tapi juga berbudi sangat mulia, bahkan orang-orang
menyematkan gelar “ al-amin “ kepadanya. Pemuda itu bernama “ Muhammad bin
Abdillah. Ada rasa yang berbeda pada diri ibunda khadijah ra. Kepada pemuda tersebut,
tapi beliau enggan mengungkapkannya. Betapa beliau sadar bahwa beliau sudah
janda dua kali dan usianyapun sudah tidak muda lagi, yaitu 40 tahun, sementara
Nabi Muhammad SAW kala itu masih berusia berusia 25 tahun. Akhirnya,kebuntuan
itu terurai dengan datangnya seorang yang bernama “ Nafisa “ . Nafisa berhasil
menjembatani rasa yang muncul antara dua insan tersebut. Takdir Allah,
keduanyapun menikah, bahkan menjadi “pasangan pengantin teladan sepanjang
zaman”.
Adalah Imam
Syafi’i, seorang yang dikenal sebagai pakar fiqih sekaligus pakar Hadis. Gelar
“ Na<shir al-Sunnah ( pembela Sunnah ) pernah disematkan kepadanya. Di
tengah ketenaran dan keharuman namanya itu, tidak segan untuk tetap menuntut
ilmu. Ia pun berguru kepada seorang ulama perempuan yang terkenal sebagai
Nafi<satul ilm ( sumber pengetahuan islam yang berharga ). A<bidah (
seorang yang ahli ibadah ) dan Jahidah ( seorang yang berperilaku zuhud ),
beliau adalah Sayyidah Nafisah. Bahkan sampai ajalnya tiba,imam al-Syafi’i
senantiasa dibimbing oleh guru spiritualnya itu, yang masih ada garis Nasab
dengan Rosulullah SAW tersebut.
Dari akar kata
Nafisa kemudian menjadi kalimat “ Ka<na Nafi<san “ ( Indah, Bagus, sangat
berharga ). Bisa juga menjadi kalimat : Na<fasa atau Tana<fasa yang
berarti : berlomba-lomba dalam kebaikan. Bahkan dari akar yang sama bisa muncul
kalimat “ Naffasa “. Dalam sebuah hadis, Rosulullah SAW bersabda :
“ Man Naffasa ‘an
mu’minin kubatan min kurab al-dunya<, Naffasa Alla<hu ‘anhu< min kurab
yaum al-Qiya<mah”
(( Barang siapa
menghilangkan satu kesusahan seorang mukmin, berupa kesusahan-kesusahan yang
ada di dunia ini, niscaya Allah akan menghilangkan darinya kesusahan-kesusahan
pada hari kiamat )).
Mencermati dan
menyadari makna agung dari “Nafisa” di atas, maka siapapun yang merasa menjadi
bagian dari keluarga besar Nafisa Production, harus memiliki sikap berikut ini
:
- Menjadi pribadi
yang menyenangkan
- Memiliki semangat
yang tinggi untuk memperbaiki diri
- Gemar membantu
orang, terutama anggota keluarga dan kolega yang kesusahan
- Menjadi
penghubung dalam setiap kebaikan
- Gemar menuntut
ilmu
- Memiliki
kedekatan yang intens dengan Allah SWT.
Sumber : Katalog
Nafisa Edisi 2 2014